Jakarta - Mantan Bendahara Umum Demokrat, Nazaruddin, berkali-kali 'menyanyi' soal kasus di Kemenpora. Rupanya dia tidak ingin 'jatuh' sendiri. Kali ini Nazar menyampaikan 'nyanyian' yang lebih lengkap.
Pengakuan Nazar disampaikan melalui pesan BlackBerry Messenger kepada detikcom, Minggu (3/7/2011).
Januari 2010
"Januari 2010 itu ada pertemuan antara Andi Mallarangeng, Angelina Sondakh, Mahyudin dan saya. Dalam pertemuan itu Andi mengajukan permohonan anggaran Rp 2,3 triliun untuk membantu anggaran sarana prasarana SEA Games dan percepatan fasilitas," kata Nazar memulai kisah.
Andi lantas memanggil Sekretaris Kemenpora Wafid Muharam dan memerintahkan dia agar membantu Angelinda dan kawan-kawan.
Februari 2010
Setelah itu, digelar pertemuan kedua sekitar awal Februari 2010. Hadir dalam pertemuan itu adalah Wafid, Angelina, Mirwan Amir dan Anas. Kala itu Anas masih menjadi ketua fraksi di DPR. Hadir pula seorang pengusaha bernama Mahfud yang juga teman Anas dan Nazaruddin.
"Membicarakan teknis soal proyek Ambalang Rp 1,2 triliun, proyek Rp 75 miliar alat bantu olaraga dan Rp 200 miliar pembangunan wisma atlet di Palembang dan Rp 180 miliar pembangunan sarana prasarana atlet di Jawa Barat," tutur Nazar.
Menurut dia, Angelina-lah yang paling tahu teknisnya. Sebab Angelina yang membawa pengusaha bertemu secara teknis dengan Wafid. Nazar menyebut, yang lain hanya mengenalkan pengusaha itu pada Angelina dan selanjutnya Angelina dan Mirwan Amir yang mengurus teknisnya.
Setelah itu disepakati pertemuan ketiga yang dilakukan sekitar minggu ke 3 Februari 2010 di di restoran Jepang di Arcadia, Senayan. Dalam pertemuan itu hadir Angelina, Mirwan Amir, Nazaruddin, Mahyudin, Andi Mallarangeng, Wafid dan ada satu deputi yang baru dilantik Andi. Nazar mengaku lupa nama deputi itu.
Isi pertemuan itu antara lain disepakatinya usulan Menpora untuk menutupi kekurangan anggaran dalam penyediaan sarana prasarana penyelenggaraan SEA Games. Untuk menutupi kekurangan itu, maka dianggarkan dana dari APBN-P 2010 dan APBN 2011.
"Kita sepakati urusan teknis. Nanti yang menjalankan antara Wafid dan Angelina dan Mirwan Amir, yang mana soal anggaran akan diatur oleh Mirwan Amir dari pimpinan Banggar dan soal pengusaha akan diatur oleh Angelina. Begitu ceritanya," papar dia.
Di tengah jalan, lanjutnya, Nazar ditinggal oleh semua. "Jadi secara teknis saya tidak mengikuti. Kalau soal wisma atlet Palembang sudah dialokasikan Rp 9 miliar. Dan untuk proyek Ambalang sekitar Rp 50 miliar. Ini semua fakta benar," imbuhnya.
Terkait wisma atlet yang nilai proyeknya Rp 200 miliar, kata Nazar, sudah dialokasikan Rp 16 miliar. Selain itu ada dana Rp 9 miliar untuk DPR yang dikirim lewat kurir bernama Paul dan Rp 7 miliar dialokasikan untuk tim kongres pemenangan Anas.
"Untuk proyek Ambalang Rp 1,2 triliun dana yang sudah dialokasikan Rp 100 miliar. Dengan rician ke DPR lebih kurang Rp 30 miliar lewat pengusaha teman Anas namanya Mahfud, Rp 50 miliar untuk pemenangan Anas waktu kongres dan ke Tim Konsultan Anas, Ifang, Rp 20 miliar," beber Nazar.
Dalam dugaan suap proyek wisma atlet ini, KPK telah menetapkan empat tersangka. Mereka adalah Direktur Pemasaran PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang, Manajer Pemasaran PT Duta Graha Indah Muhammad El Idris, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Wafid Muharam, dan Nazaruddin.
Selama ini Nazar terus menyampaikan tudingan-tudingan terkait aliran dana Kemenpora, sayang dia baru berani berkoar dari Negeri Singa. Maklum, anggota Komisi Energi ini kabur ke Singapura pada 23 Mei atau sehari sebelum surat cegah diterbitkan Dirjen Imigrasi Kemenkum HAM.
(vit/nwk)
Minggu, 03 Juli 2011
Nazaruddin Kisahkan Lengkap Aliran Dana Kemenpora
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar