Laki-laki asal Desa Ngadiboyo, Rejoso, Nganjuk, Jawa Timur ini mengaku keanehan tersebut mulai dirasakan pada 2006, saat ia potong rambut.
"Selesai potong rambut, tukang potong memijit leher belakang. Karena terasa keras, ia mengurungkan niatnya," kata Tohari ditemui di rumah bapak angkatnya, Iswahyudi, di Jalan Nginden III/4, Surabaya.
Setelah peristiwa itu, Tohari kemudian mendatangi sejumlah dokter, termasuk semua orang yang kabarnya mampu melakukan penyembuhan. "Saya datangi semua orang, termasuk dokter, tabib, dan semua orang pintar dengan harapan bisa menyembuhkan keanehan yang saya alami ini," tuturnya.
Namun, usaha itu sejauh ini belum ada hasilnya. Tapi Tohari tidak diam. Kemudian, dia berobat ke dokter spesialis urat dan syaraf RSU dr Soetomo, Surabaya. Hasilnya sama, tidak ada penjelasan ilmiah. Dokter yang memeriksa Tohari hanya menyebut dirinya sebagai manusia Gatotkaca.
Kini, lelaki yang berprofesi sebagai sopir ini hanya pasrah menunggu keajaiban. Ia mengatakan, dari keanehan penyakit yang dialaminya berimbas pada rumah tangganya yang berantakan. Istrinya, Ria, yang aktif di Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Kabupaten Nganjuk minta cerai.
"Selesai potong rambut, tukang potong memijit leher belakang. Karena terasa keras, ia mengurungkan niatnya," kata Tohari ditemui di rumah bapak angkatnya, Iswahyudi, di Jalan Nginden III/4, Surabaya.
Setelah peristiwa itu, Tohari kemudian mendatangi sejumlah dokter, termasuk semua orang yang kabarnya mampu melakukan penyembuhan. "Saya datangi semua orang, termasuk dokter, tabib, dan semua orang pintar dengan harapan bisa menyembuhkan keanehan yang saya alami ini," tuturnya.
Namun, usaha itu sejauh ini belum ada hasilnya. Tapi Tohari tidak diam. Kemudian, dia berobat ke dokter spesialis urat dan syaraf RSU dr Soetomo, Surabaya. Hasilnya sama, tidak ada penjelasan ilmiah. Dokter yang memeriksa Tohari hanya menyebut dirinya sebagai manusia Gatotkaca.
Kini, lelaki yang berprofesi sebagai sopir ini hanya pasrah menunggu keajaiban. Ia mengatakan, dari keanehan penyakit yang dialaminya berimbas pada rumah tangganya yang berantakan. Istrinya, Ria, yang aktif di Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Kabupaten Nganjuk minta cerai.
Tohari mengaku, selain sekujur tubuhnya yang mengeras alat vitalnya juga jadi mengecil. "Itulah yang saya alami. Saya bahkan jadi frustasi dengan keadaan ini," keluhnya.
Kini anak tunggal pasangan Sahat (60), dan Laminem (55) tersebut hanya menunggu keajaiban Tuhan. Ia juga berharap pembaca termasuk pemerintah perduli membantu kesulitan dirinya. Karena selain menemui jalan buntu, dirinya juga mengaku tidak punya biaya untuk berobat. (art)
Kini anak tunggal pasangan Sahat (60), dan Laminem (55) tersebut hanya menunggu keajaiban Tuhan. Ia juga berharap pembaca termasuk pemerintah perduli membantu kesulitan dirinya. Karena selain menemui jalan buntu, dirinya juga mengaku tidak punya biaya untuk berobat. (art)
Tudji Martudji | Surabaya
Sumber : VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar